Cultuurstelsel adalah kebijakan pemerintah Belanda untuk mengisi kekosongan kas Negeri Belanda. Johannes Van Den Bosch adalah pencetus Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel). Oleh karena itu, diangkatlah Johannes Van Den Bosch sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia. Sejak itu, mulailah pelaksanaan Sistem Tanam Paksa atau Cultuurstelsel pada tahun 1830. Praktik tanam paksa akhirnya dihentikan pada tahun 1879.
Pada saat itu, bangsa Belanda mengalami kebangkrutan karena terlalu banyak mengeluarkan uang untuk biaya perang. Perang yang sangat menguras kas Negeri Belanda adalah Perang Diponegoro atau Perang Jawa (1825-1830). Cultuurstelsel sebenarnya lebih tepat diterjemahkan sebagai Sistem Budi Daya Tanaman. Penerjemahan Cultuurstelsel sebagai Sistem Tanam Paksa berasal dari penyimpangan yang muncul selama pelaksanaannya. Pada saat itu. rakyat Indonesia dipaksa menanam tanaman yang laku dijual di Pasar Eropa.
- Tuntutan kepada setiap rakyat Pribumi agar menyediakan tanah pertanian untuk cultuurstelsel tidak melebihi 20% atau seperlima bagian dari tanahnya untuk ditanami jenis tanaman perdagangan.
- Pembebasan tanah yang disediakan untuk cultuurstelsel dari pajak, karena hasil tanamannya dianggap sebagai pembayaran pajak.
- Rakyat yang tidak memiliki tanah pertanian dapat menggantinya dengan bekerja di perkebunan milik pemerintah Belanda atau di pabrik milik pemerintah Belanda selama 66 hari atau seperlima tahun
- Waktu untuk mengerjakan tanaman pada tanah pertanian untuk Culturstelsel tidak boleh melebihi waktu tanam padi atau kurang lebih 3 (tiga) bulan
- Kelebihan hasil produksi pertanian dari ketentuan akan dikembalikan kepada rakyat
- Kerusakan atau kerugian sebagai akibat gagal panen yang bukan karena kesalahan petani seperti bencana alam dan terserang hama, akan di tanggung pemerintah Belanda
- Penyerahan teknik pelaksanaan aturan tanam paksa kepada kepala desa
- Dampak negatifnya adalah sawah dan ladang milik rakyat menjadi terbengkalai dan tidak menghasilkan panen yang bagus.
- Timbulnya bahaya kelaparan dan wabah penyakit sehingga angka kematian meningkat. Bahaya kelaparan menimbulkan banyak korban jiwa dan jumlah penduduk menurun drastis. Selain itu terjadi juga penyakit busung lapar di mana-mana.
- Beban hidup rakyat semakin berat. Terlebih karena mereka harus menyerahkan sebagian dari tanah milik dan hasil panen. Rakyat juga turut menanggung risiko jika terjadi kegagalan panen.
- Yang dirasakan oleh rakyat adalah mengalami tekanan fisik dan mental. Mereka tidak bisa mencari nafkah dan tingkat kemiskinan semakin tinggi.
- Lihat pula : Daftar Gubernur Jenderal Belanda Wikipedia
- Lihat pula : Hindia Belanda Wikipedia
- Lihat pula : Perang Diponegoro Wikipedia
- Lihat pula : Johannes Van den Bosch Wikipedia
- Sumber : Sistem Tanam Paksa, Dampak Negatif dan Positifnya yang Perlu Diketahui Kumparan.com
- Cultuurstelsel Wikipedia